adsense

Kamis, 20 September 2018

Apakah Engkau Ingin Menjadi Pembuka Pintu-Pintu Kebaikan? (Bag. 1)



Apakah Engkau Ingin Menjadi Pembuka Pintu-Pintu Kebaikan? (Bag. 1)

Ingin menjadi pembuka pintu kebaikan atau pintu keburukan?

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ

“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Berbahagialah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka keburukan melalui tangannya.” (HR. Ibnu Majah no. 237, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 297, Ath-Thayalisi dalam Al-Musnadno. 2082 dan Al-Baihaqi Syu’abul Iman no. 298. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1332)

Hadits ini adalah hadits yang agung, dan maknanya dikuatkan oleh hadits-hadits lainnya, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits riwayat Abu Hurarirah radhiyallahu ‘anhu berikut ini.

Abu Hurarirah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati sekelompok orang yang sedang duduk. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِكُمْ مِنْ شَرِّكُمْ؟

“Maukah aku kabarkan kepada kalian orang yang terbaik di antara yang terburuk di antara kalian?”

Mereka pun terdiam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengulangi pertanyaan tersebut sampai tiga kali. Kemudian mereka pun menjawab, “Iya, wahai Rasulullah! Kabarkanlah kepada kami siapakah orang yang terbaik di antara yang terburuk di antara kami.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ، وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ

“Manusia terbaik di antara kalian adalah yang diharapkan kebaikannya dan orang lain merasa aman dari gangguannya. Manusia terburuk di antara kalian adalah yang tidak diharapkan kebaikannya dan orang lain juga tidak merasa aman dari gangguannya.” (HR. Tirmidzi no. 2263, Ahmad no. 8812, dan Ibnu Hibban no. 528. Dinilai shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 2603).

Semakna dengan hadits-hadits di atas adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ: إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ: إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً

“Permisalan sahabat yang shalih dan sahabat yang buruk itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi atau Engkau bisa membeli minyak wangi darinya. Dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai (membakar) pakaianmu. Dan kalaupun tidak, Engkau tetap mendapatkan bau (asap) yang tidak sedap. (HR. Bukhari no. 2101, 5534 dan Muslim no. 2628)

Selayaknya seorang muslim bersemangat untuk kebahagiaan dan keselamatannya di dunia dan akhirat. Dan ketika mengetahui hadits-hadits di atas, tidak diragukan lagi bahwa tentunya hatinya akan tergerak dan jiwanya bergoncang karena keinginan agar dirinya bisa menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan.

Sudah seharusnya kita belajar, berjuang dan berusaha untuk mewujudkannya, sehingga kita menjadi orang-orang yang membuka pintu kebaikan bagi orang lain dan menutup pintu keburukan. Bukan hanya sebatas angan-angan, dan bukan hanya sebatas klaim atau pengakuan. Akan tetapi, kita harus memahami bagaimana hakikat menjadi pembuka pintu kebaikan, bagaimana mewujudkannya dengan sempurna, dengan senantiasa memohon pertolongan Allah Ta’ala dan mengadu kepada-Nya.

Lalu, bagaimanakah agar kita bisa menjadi pembuka pintu kebaikan dan penutup pintu keburukan? Di seri-seri selanjutnya dari tulisan ini, akan kami sebutkan metode-metode agar kita menjadi manusia yang menjadi pintu kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

[Bersambung]

***

@Bornsesteeg NL 6C1, 2 Syawwal 1439/ 16 Juni 2018

Oleh seorang hamba yang sangat butuh ampunan Rabb-nya,

Penulis: M. Saifudin Hakim

Artikel: Muslim.Or.Id

Referensi:

Disarikan dari kitab Kaifa takuunu miftaahan lil khair karya Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr, hal. 5-8.

Sahabat muslim, yuk berdakwah bersama kami. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik disini.Jazakallahu khaira

Senin, 01 Januari 2018

Adab dan Dakwah di Media Sosial

*RESUME KAJIAN*

اسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

🎓Pemateri       : Al-Ustadz Dr.Raehanul Bahraen _hafizhahullaah_.
🕌Tempat          : Masjid Raya Puri Telukjambe.
📅Tanggal          : 01 Januari 2018/13 Rabiul Akhir 1439 H.

*Adab & Akhlak*

Dikaitkan dengan keimanan seseorang maka:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا

_“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.”_ (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Hibban dan Hakim, Shahihul Jaami’ no. 1230).

Dalam sosial media banyak orang yang menyembunyikan akhlaknya,sehingga terlihat hebat,pintar agamanya,semakin pedas ucapannya,merasa sombong.

*ADAB DAN AKHLAK DI SOSMED*

*1.Tulisan sama hukumnya dengan berkata-kata dalam syariat*

Sebagaimana qaidah yang disampaikan ulama

الكتابة تنزل  منزلة القول

“ _Tulisan (hukumnya) sebagaimana tulisan_ ”

Sehingga perlu tetap hati-hati berkata-kata melalui tulisan, karena akan dicatat oleh malaikat dan dipertanggung jawabkan.
Tulisan sama hukumnya dengan ucapan,seperti halnya ucapan sumpah ketika di sosmed,cacian,pujian di sosmed.

*2.Jangan Sampai Kita Mencela,Memaki,Mengolok*

Potensi ini lebih besar,karena seorang pengecut bisa lebih berani karena merasa terbuka,dan ketika bertemu aslinya secara langsung maka merengkut minta maaf.

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَومٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْراً مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاء مِّن نِّسَاء عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْراً مِّنْهُنَّ وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ بِئْسَ الاِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

“ _Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim_ “ (QS. Al Hujuraat :11)

Panggilah dengan nama yang baik,walaupun orang tersebut ridha dipanggil gelar buruk.Ketika di Akhirat maka dipanggil sesuai dengan panggilan mayoritas di dunia.

سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ

" _Mencela seorang muslim merupakan kefasikan dan memeranginya merupakan kekufuran_ ."
(Muttafaqun 'alaih, diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Jangan mencaci memakai dengan mengatas namakan dakwah.Orang jaman dahulu berdakwah dicaci,diteror,diancam dibunuh bahkan sampai dibunuh.

يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلَا تُنَفِّرُوا

_"Permudahlah dan jangan persulit, berilah buatlah mereka gembira dan jangan buat mereka lari._ "

Karena setiap manusia memiliki pecinta dan pembenci dan tak mungkin semua orang menyukaimu.

*Imam Syafi’i berkata* ,
ما أحد الا وله محب ومبغض, فان كان لا بدّ من ذلك, فليكن المرء مع أهل طاعة الله عز وجل.
“ _Setiap orang pasti ada yang mencintai dan ada yang membenci. Hendaklah selalu bersama orang-orang yang taat kepada Allah”_ (Mawa’idh Imam syafi’i).

Anggap yang mencaci maki itu orang gila dan perkataanya jangan dimasukan hati dan tidak merespon.

*3.Hindari Berkomentar,Berbicara,Chating dengan non Mahram*

Dalam islam kita meminimalkan berkomunikasi dengan lawan jenis kecuali dalam keadaan darurat atau ada keperluan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“ _Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita._"

*"KAMU CANTIK BUKAN KONSUMSI PUBLIK!!"*

*4.Kita Menghindari ngobrol,chating,komentar terlalu banyak*

Al-Fudhail bin Iyadh berkata,

خصلتان تقسيان القلب:كثرة الكلام وكثرة

_“Ada dua perkara yang menjadikan hati menjadi keras: Terlalu banyak bicara dan terlalu banyak makan.”_

Mayoritas pembicaraan di sosmed kurang bermanfaat karena dapat melalaikan dan dapat menjauhkan kita dari sosialisasi.

*5.menghindari Memberikan Nasihat di Dalam Grup/Postingan yang terbuka*

Hal ini termasuk menasehati secara umum.
*Imam Syafi'i* mengatakan Berilah nasehat kepadaku saat aku sendiri,dan jauhi dari keramaian karena ini termasuk pelecehan.

*Syaikh Utsaimin*mengatakan  yang namanya kemungkaran secara terang-terangan maka boleh mengingkarinya secara terang-terangan tetapi dengan kritik yang baik dengan penuh adab.

Seorang ulama berkata:

ما رأيت على رجل خطأ، إلا سترته، وأحببت أن أزين أمره، وما استقبلت رجلا في وجهه بأمر يكرهه، ولكن أبين له خطأه فيما بيني وبينه، فإن قبل ذلك، وإلا تركته

“ _Tidaklah aku lihat kesalahan seseorang(saudara se-Islam), kecuali aku menutupinya,  aku senang untuk memperindah urusan dirinya._

_Tidaklah aku menjumpai seseorang dengan hal yang dia benci di hadapannya, kecualiaku jelaskan kesalahannya (secara sembunyi-sembunyi), hanya antara aku dan dia_

_Jika dia menerima penjelasanku (maka itu lebih baik), dan jika dia tidak menerima ucapanku, maka aku membiarkannya.”_

*6.Jangan Sampai Bermudah-mudahan menyebar foto secara terbuka*

Perempuan itu saudaranya laki-laki.Dalam memposting foto ini untuk akhwat maupun ikhwan,kecuali ada keperluan.Menghindari foto di sosmed untuk memghindari penyakit ain.

*Penyakit ain* adalah penyakit baik pada badan maupun jiwa yang disebabkan oleh pandangan mata orang yang dengki ataupun takjub/kagum, sehingga dimanfaatkan oleh setan dan bisa menimbulkan bahaya bagi orang yang terkena.
Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ﺍﻟﻌﻴﻦ ﺣﻖُُّ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺷﻲﺀ ﺳﺎﺑﻖ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﻟﺴﺒﻘﺘﻪ ﺍﻟﻌﻴﻦ

_“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya”._

*Hikmah Penyakit Ain*
1.Hasad : Karena sering memamerkan / Memposting yang membuat seseorang hasad.
2.Kagum : Orang yang sering memposting dengan kesempurnaan sehingga menumbuhkan kekaguman,sehingga orang lupa untuk bersyukur.

*7.Jangan Sampai Berdebat di Sosmed*

أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ

_“Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.”_ (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668)

Dalam sosmed kita dianjurkan menghindari perdebatan yang membuang-buang waktu,dalam sebuah perdebatan yang paling buruk adalah yang komentar paling akhir.

*DAKWAH DI SOSIAL MEDIA*

*1.Manfaatkan Sosial Media Untuk Berdakwah*

Imam Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahih-nya, hadits dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

_“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya”_ (HR. Muslim no. 1893).

Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ؛ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
_“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong agama Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan mengokohkan kaki kalian.”_ (QS. Muhammad: 7)

*2.Berdakwah Harus Ikhlas*

"Tidaklah aku sulit kecuali mengobati niat.Niat yang baik akan selalu menjaga tulisan.Dalam berdakwah harus ikhlas dan sabar karena bagi mereka yang mengamalkan itu akan dibalas oleh Allah Subhanahu wata'ala.

Oleh :Doni Setio Pambudi.

PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PEMULIHAN PANDEMI COVID-19 -Mahasiswa Universitas Nusa Mandiri Jatiwaringin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dala...