adsense

Jumat, 18 Agustus 2017

Beda Lulusan Sarjana Muda dan Sarjana (D3 dan S1)







Banyak juga masyarakat umum, mahasiswa, hingga pendidik, tidak memahami perbedaan pendidikan dan lulusan antara Program D3 dan S1. Itu dikarenakan ada banyak perguruan tinggi yang menyelenggarakan program D3 dan S1, kemudian menyamakan materi ajar bagi D3 dan S1 tersebut, mereka menetapkan perbedaan lebih pada jumlah SKS (Satuan Kredit Semester) yang harus ditempuh oleh mahasiswa. Bila D3 harus menempuh studi antara 110 – 120 SKS, dan S1 antara 144 – 160 SKS.
Umumnya program sarjana lebih menitik beratkan pada aspek analitis dengan 40 % praktik dan 60 % Teori. Sedangkan program D3 (Diploma) lebih menitik beratkan pada skill kerja dengan 60 % Praktek dan 40 % Teori. Program diploma mempersiapkan mahasiswanya untuk siap bekerja dan menghasilkan uang dengan keterampilan yang dimiliki, memiliki kualitas kerja (teknis dan praktis) yang bagus, ditambah memiliki aspek analisis dasar yang baik, meski tidak sedalam kemampuan mahasiswa S1.
Dapat dikatakan lulusan Sarjana lebih diarahkan menjadi pemikir, memiliki kemampuan menganalisis masalah, dan mengambil keputusan, mampu melakukan penelitian ilmiah yang memungkinkan menemukannya inovasi baru dalam bidangnya. Secara harfiah lulusan S1 sering juga dikatakan lebih cenderung ke arah loyalitas, image, dan kemampuan kerja dan berfikir mandiri.
Saat ini banyak perguruan tinggi menyelenggarakan program S1 yang menambahkan porsi mata kuliah praktik, atau memberikan tugas tambahan bagi mahasiswanya agar meningkatkan kemampuan/keterampilan dalam hal-hal teknis, ada juga yang menambah kegiatan praktik melalui virtual lab / alat simulasi, ada pula yang membekali mahasiswa dengan program-program sertifikasi (menawarkan atau memberikan materi-materi standar nasional/internasional) didalam atau diluar kurikulum. Sehingga banyak lulusan S1 yang mampu menjadi profesional, bekerja mandiri, dan mampu memimpin tim kerja yang trampil dan profesional (menjadi leader dan manajer).
Meski terkadang individualis atau egois, sering kali lulusan S1 tidak mampu kerja sendiri (mengandalkan tim kerja untuk mencapai hasil maksimal). Banyak lulusan S1 terkadang lebih cenderung mengejar gelar dan “upaya” cepat lulus. Sebagian lain yang memiliki kualitas akademis bagus mengupayakan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi hingga jenjang Doktor.
Suatu dilema jika menemukan lulusan program Diploma atau Sarjana yang bingung mencari kerja, namun juga tidak dapat membuka peluang usaha. Ini merupakan suatu dilema yang mendalam, apakah memang selalu benar semakin tinggi pendidikan yang kita raih, maka kualitas skill kerja kita semakin rendah? Karena pada intinya (menurut kaca mata umum) seseorang dapat dikatakan sukses karena kehidupannya layak di dunia.
Lantas, dengan apa membeli kehidupan yang layak itu? Sebagian membelinya dengan uang, sebagian lagi membayarnya dengan jasa atau hubungan baik (dengan sesama manusia atau sang pencipta) yang telah dibangun sebelumnya. Uang hanya akan didapat secara halal dengan jerih payah kita sendiri yaitu dengan ‘bekerja’ menyediakan tenaga, fikiran, barang atau jasa lainnya.
Jalur pendidikan terbagi menjadi dua, jalur akademis (sarjana) dan jalur profesional (diploma). Menurut beberapa referensi, jalur akademis terdiri dari S0 – S1 – S2 – S3. Strata 0 (non gelar) – Strata 1 (Sarjana) – Strata 2 (Master) – Strata 3 (Doktor), sedangkan jalur profesional terdiri dari D1 (Diploma satu) – D2 (Diploma dua) – D3 (Diploma tiga) –  D4 (Diploma empat) – Sp1 (Spesialis satu) dan Sp2 (spesialis dua).
Program pendidikan D3 mungkin sudah sering kita dengar tapi D1, D2, D4, Sp1 dan Sp2 yang mungkin tidak begitu akrab di telinga masyarakat luas. Bisa dikatakan D1 itu program kuliah satu tahun, D2 dua tahun dan D3 tiga tahun, sedangkan D4 empat tahun. D4 itu setara dengan S1/Sarjana di jalur profesional, sedangkan Sp1 itu setara dengan Master, Sp2 setara dengan Doktor, dan dapat dilihat dari beban SKS yang di tanggung.
Mungkin lebih mudah di contoh kan di bidang kedokteran jalur akademis nya adalah S.Ked (S1), M.Si/MPH (S2), dan Dr (S3), sedang jalur profesional-nya dokter (dr.), spesialis 1 (Sp.A/Sp.B) dan speasialis 2 (Sp.A(K)/sp.B(K)).
Bagi yang memutuskan memilih program diploma atau sarjana, atau perguruan tinggi tempat kuliah, terdapat beberapa hal yang harus dipertimbangkan, misalnya :
  • Masa studi
  • Akreditasi perguruan tinggi
  • Program studi dan jenis keahlian yang dibutuhkan saat ini (gelar dan sertifikasi)
  • Ilmu pengetahuan dan keterampilan yang ingin diperoleh
  • Standarisasi mutu pendidikan, layanan administrasi, fasilitas, dan kualitas lulusan
  • Biaya studi dan biaya hidup
  • Relasi yang dapat dibangun
  • Pengalaman yang dapat diperoleh selama mengikuti studi
  • Kualitas materi pendidikan, kualitas serta prestasi dosen dan mahasiswa
  • Dukungan lingkungan perguruan tinggi terhadap proses belajar-mengajar dan peluang untuk meraih prestasi
  • Dukungan perguruan tinggi untuk membantu alumni mencari peluang kerja
  • Dukungan alumni yang sudah berhasil untuk membantu biaya operasional perguruan tinggi, dan bantuan untuk peluang kerja bagi alumni baru. 
Sebagian orang mengibaratkan dan menilai bahwa pendidikan Sarjana seperti pendidikan di SMA sedang Diploma seperti SMK. Ingat !!!! Bahwa kemandirian studi dan proses pengembangan potensi diri saat di perguruan tinggi harus lebih baik dibandingkan dengan saat studi di SMA/SMK dulu.
Sudah mulai memahami kan perbedaan nya ?
Baik kita lanjutkan lagi ke prospek kerja.
Prospek Kerja Sarjana dan Diploma “SAMA”
Karena Sarjana (S1) setara dengan Diploma (D-IV) .
Intermeso: Hanya saja untuk sementara ini karena masih dalam tahap sosialisasi dengan penyetaraan  terutama untuk setaraf nya D4 dan S1, maka belum semua kalangan industri tahu, mungkin masih ada salah satu perusahaan yang belum tahu sama sekali tentang kesetaraan D4 dengan sarjana (S1), sehingga terkadang  disamakan ke level D-III, namun pemerintah akan terus mensosialisasikan-nya dengan memberi pengertian apa itu D4, ke instansi-instansi publik nasional maupun internasional.
Namun perlu diingat sekali lagi  lulusan D4 yang lebih siap kerja dibanding S1 yang sekarang sudah mulai diperhitungkan oleh dunia industri. Optimisme kita bersama, tidak akan lama lagi tenaga profesional seperti Engineer akan lebih banyak diambil dari lulusan D4, karena memang D4 lah yang disiapkan untuk langsung bekerja serta dibekali keterampilan yang lebih daripada S1. Program S1 lebih di arahkan menjadi analisis dan manajemen pengambil keputusan.
Lanjut ke masalah PNS 
Tenang saja, untuk pegawai negeri, jenjang D4 sudah disamakan dengan S1 sehingga pertama masuk langsung sama-sama start di Golongan IIIA. Terakhir, kalau teman-teman di jalur diploma yang ingin memperdalam aspek analisis di bidangnya atau hanya sekedar buat jaga gengsi gelar nama saja, ada kok jalan keluarnya.
Lulusan D3 dapat langsung melanjutkan ke S1. Sedangkan D4 tentu bisa langsung melanjutkan ke jenjang S2, dan sebaiknya melanjutkan ke jenjang S2 profesional seperti misalnya MM/MBA dan DBA untuk bidang ekonomi. Tapi untuk yang sudah terlanjur mengambil gelar sarjana dan merasa bekerja dengan skill terbatas, kalian dapat mencoba meningkatkan skill dengan berlatih mandiri atau mengikuti pelatihan/kursus tambahan. Mencoba bekerja dan terus belajar atau meneruskan ke pendidikan profesi. Tapi memang tidak semua bidang menyediakan pendidikan profesi dan hanya PTN/PTS ber akreditas A dan B sajalah yang dapat melaksanakan-nya. Optimisme kita bersama, di tahun-tahun yang akan datang, akan semakin banyak pendidikan profesi di Indonesia, dan pendidikan-pendidikan berkualitas dari banyak PTN/PTS di seluruh Indonesia. Jika belum ada, kitalah yang mencoba membangunnya untuk meningkatkan potensi SDM lokal di seluruh Indonesia
Jadi … Kamu mau siap Pakai atau siap Kerja atau siap Membuaka Usaha (berwiraswasta)?. Semua kembali pada diri anda sendri, pilihlah sesuai hati nurani dan keinginan anda, semua ini hanya sebatas pemberitahuan (sharing knowledge) saja.

http://melwin-ok.com/beda-lulusan-sarjana-dan-diploma/

Tidak ada komentar:

PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN DI MASA PEMULIHAN PANDEMI COVID-19 -Mahasiswa Universitas Nusa Mandiri Jatiwaringin

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia , pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dala...